Jumat, 24 April 2015

BAHASA INDONESIA 2 (TUGAS)

1.    KARANGAN ILMIAH
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah atau dalam bahasa Inggris (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
CIRI-CIRI KARANGAN ILMIAH YAITU:
·      sistematis;
·      objektif;
·      cermat, tepat, dan benar;
·      tidak persuasif;
·      tidak argumentatif;
·      tidak emotif;
·      tidak mengejar keuntungan sendiri;
·      tidak melebih-lebihkan sesuatu.
ADAPUN JENIS KARANGAN ILMIAH YAITU:
ü Makalah.
Karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
ü Kertas kerja.
Makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
ü Skripsi.
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
ü Tesis.
Karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
ü Disertasi.
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.
ü Objektif.
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga, setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek kebenaran dan keabsahanya.
ü Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca dihindarkan.
ü Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
ü Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
ü Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
TUJUAN KARANGAN ILMIAH
Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Manfaat Karya Ilmiah
MANFAAT PENYUSUNAN KARYA ILMIAH BAGI PENULIS ADALAH BERIKUT:
·         Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
·         Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
·         Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
·         Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
·         Memperoleh kepuasan intelektual;
·         Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
·         Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.
2.      NON IMIAH
Non Ilmiah (Fiksi) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dan sebagainya.
Karya tulis non-ilmiah (karya non Ilmiah) adalah karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya tulis non-ilmiah itu pun bervariasi bahan topiknya dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung oleh fakta umum. Bahasanya mungkin kongkret atau abstrak, gaya bahasanya mungkin formal dan teknis, atau formal dan populer.
CIRI-CIRI KARANGAN NONILMIAH YAITU:
·         Ditulis berdasarkan fakta pribadi
·         Fakta yang disimpulkan subjektif
·         Gaya bahasa konotatif dan popular
·         Tidak memuat hipotesis
·         Penyajian dibarengi dengan sejarah
·         Bersifat imajinatif
·         Situasi didramatisir
·         Bersifat persuasif
·         Bentuk karangan nonilmiah yaitu; dongeng, cerpen, novel, roman, anekdot, hikayat, cerber, puisi, dan naskah drama.

2. Metode ilmiah
Pengertian metode ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
 
Tujuan mempelajari penulisan ilmiah
1.      Meningkatkan ketrampilan menulis dengan menggunakan fakta di lapangan yang berupa fenomena dan ditinjau secara akademis melalui konsep dan teori.
2.      Mengembangkan pengetahuan akademis untuk kepentingan praktis dan akademis.
3.      Meningkatkan ketrampilan dalam menyajikan dan mengorganisir fakta secara sistematis.
4.      Meningkatkan pemahaman penulisan dengan mekanisme yang telah ditentukan.
 

Aspek Penalaran dalam karangan ilmiah
Menulis sebagai proses penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan berupa argumen.
Menulis adalah suatu kegiatan menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media. Untuk dapat menulis mengenai suatu topic kita harus pandai pada sebuah yang dapat menghubung-hubungkannya dalam sebuah fakta. Kegiatan ini mingkin tidak dapat terkendali, karan bisa saja menilis dilakuan saat kita melamun, tapi kegiatan menulis lebih tinggi dilakukan kita secara sadar, yang tersusun dalam hubungan yang saling berkaitan, dan bertujuan untuk sampai kepada kesimpulan yang kita maksudkan. Jenis kegiatan berpikir vang terakhir inilah yang disebut kegiatan bernalar.
Berdasarkan uraian diatas dapatlah bahwa proses bernalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk memperolch kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah.
Penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif. Penalaran ilmiah mencakup kedua proses penalaran itu.
     1.    Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
2.      Metode deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

referensi:
http://lydiarahmi.blogspot.com/2012/03/karangan-ilmiah-non-ilmiah-dan-semi.html
http://www.academia.edu/3336687/Langkah-langkah_metode_ilmiah
http://yogi-sudraji.blogspot.com/2010/03/menulis-sebagai-proses-penalaran_11.html